untuk sebuah nama: INDONESIA

Menjadi orang Indonesia, untuk sebagian orang Indonesia, adalah suatu hal yang tidak menguntungkan. Kita harus berbagi fasilitas dengan kurang lebih 200 juta orang dengan 5 pulau besar, beribu-ribu pulau kecil, dan beribu - ribu suku yang bahkan orang yang ada di satu pulau belum tentu mengetahui keberadaan suku tersebut, contoh saya sendiri, orang yang mengaku cinta Indonesia, tapi tidak tahu sama sekali kalau ada suatu suku di pedalaman Gorontalo (yang hanya berjarak 6 jam perjalanan darat dari tempat tinggal saya) yang masih sangat primitif dengan hanya memakai sejenis cawat sebagai penutup tubuh mereka.
Dan kalau mau disebut satu persatu bencana alam yang pernah menimpa Indonesia, kami telah mengalaminya, kecuali badai salju, karena tidak ada salju di Indonesia selain puncak jayawijaya. Belum lagi pemerintahan yang terkenal dengan segala macam pungli, korupsi dan lain sebagainya, yang membuat Indonesia sering disebut-sebut di negara luar.
Ditambah lagi etalase negeri kami terkenal memiliki tingkat kemacetan yang bisa membuat orang stress dijalan, dengan tingkat kriminalitas tinggi, tidak ramah pada pejalan kaki, dan banyak pengemis, gelandangan dimana-mana. Itulah negeri kami, ada yang mau tinggal disini?? Saya mau. Bahwa dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, dan negara yang wilayahnya sebagian besar terpisah dengan lautan, yang otomatis butuh extra tenaga untuk mengatur dari Sabang sampai Merauke. Contoh sederhana, Harga tiket Jakarta-Manado Rp. 800rb sedangkan tiket Jakarta-Singapore hanya 199rb. Bahkan untuk menjangkau daerah sendiripun lebih mahal dibandingkan dengan negara tetangga. Ada yang percaya Indonesia akan memiliki tingkat kesejahteraan selevel dengan US atau Singapura paling tidak, orang bule akan berkata "are you kidding me?", tapi saya percaya, karena saya orang Indonesia.
Siapa yang bisa memulainya?? Pemerintah?? Masyarakat?? Yang bisa mengubah negara ini adalah sebuah generasi. Sebuah generasi yang mencintai negerinya, yang memiliki cara pandang yang tidak biasa, generasi yang tidak lagi berada dalam bayang perbudakan 3,5 abad. Generasi yang tidak hanya mewacanakan, tapi melakukan perubahan. Generasi yang tidak hanya berpikir untuk menghasilkan uang, tapi lebih lagi untuk menghasilkan sebuah ide, pemikiran, gagasan di luar kotak dan melakukannya dengan radikal.
Sungguh kami menantikkan bangkitnya generasi ini, dan sungguh kami seharusnya mempersiapkan generasi ini. Kami yang masih percaya pada mimpi untuk memindahkan gunung. Mungkin baru sebatas 5 cm didepan kening kami, tapi tidak akan membuat kami berhenti, walaupun jatuh bangun, walaupun gagal berulang kali, tapi mimpi itu akan tetap ada, dan akan tetap kami pegang walaupun mungkin generasi kami ini tidak akan merasakan dampak, tapi selama matahari masih bangkit di pagi hari, harapan bangsa ini masih ada, untuk sebuah tanah, yang mungkin hanya akan bertahan 1000 tahun lagi, untuk sebuah nama INDONESIA.

Komentar