KERE ALL OF THE SUDDEN.

Kere all of the sudden, karena cabut gigi, Ada satu impresi bahwa bulan ini adalah bulan perpuluhan, Month of Tithe, dimana segala segala sesuatu ditabur. Di mulai dari Breakfast with God, saya mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan yang ada, bahwa saya harus menabur seluruh penghasilan saya selama sebulan. Tentu saja ini telah di pikirkan dan telah direncanakan dari jauh - jauh hari, dan persiapan uang cadangan juga sudah ada untuk mencukupi kebutuhan selama sebulan ini. Dan ketika saya menabur, ternyata ada beberapa hal juga yang harus saya investasikan selain daripada penghasilan saya. Yang pertama, sepupu saya tiba-tiba harus keluar dari rumah yang saat ini di tempatinya karena ada perselisihan keluarga yang membuat dia harus keluar untuk kebaikan bersama. Saya adalah keluarga yang paling dekat dengan dia setelah Mamanya meninggal dan Paman saya ke Jakarta. Ada beberapa pilihan sebenarnya, apakah saya harus sewa kost untuk kami tinggal, yang setelah saya check cukup mahal belum ditambah biaya transport saya sehari-hari dan biaya makan kami, atau yang kedua tinggal di Tomohon yang otomatis transportasi tiap harinya lumayan besar. Saya harus mengambil tanggung jawab itu, karena Mama dari sepupu saya pernah minta secara khusus sebelum dia meninggal, dan beban ini harus saya pikul. Hal yang kedua adalah, saya mengalami sakit gigi, yang cukup sakit, yang belum pernah sesakit ini sebelumnya, tepat sebelum Breakfast with God. Saya jarang sekali sakit, yang menyebabkan saya harus berjuang melawan sakit, kecuali sekali ketika masih berumur 3 tahun, saya harus di rawat inap di RS, selain itu saya jarang ke dokter, apalagi dokter gigi. Tapi kali ini saya harus berhadapan dengan hal ini sesaat sebelum Breakfast with God. Saya tanya Tuhan, kenapa? dan Tuhan tersenyum dan menjawab "Ada sesudah yang indah yang Aku siapkan setelah ini". Saya percaya dengan perkataan Juruslamat saya tentu saja, walaupun hari-hari yang saya lalui sangat menyakitkan. Pernah 2 malam berturut-turut, tidak bisa tidur karena terlalu nyeri, sampai - sampai saya menangis sendiri di kamar saking sakitnya. Belum lagi kalau gigi terkena dengan AC (tempat duduk saya di kantor dekat dengan AC) atau cuaca yang dingin, maka akan sangat nyeri. Dan bahkan setelah nyerinya mulai hilang gigi saya masih bengkak, dan sampai sekarang ini masih sedikit bengkak. Akhirnya kemarin saya ke dokter gigi, dan karena gigi saya sudah tidak sakit maka dokter menyarankan untuk di cabut. Selama sekitar 20 tahun saya tidak pernah cabut gigi, dan tidak pernah ke dokter gigi, dan saat ini sekali sakit harus langsung di cabut. Masalahnya dulu ketika masih kecil, saya mengalami sedkit trauma dengan dokter gigi, karena beberapa kali gigi saya di cabut (dulu saya sering makan permen karena ini gigi saya jadi rusak :)) dan sakitnya masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Maka ketika berhadapan dengan dokter gigi yang berkata "giginya dicabut saja ya?" ada sedikit ketakutan dan sangat - sangat tegang. Bahkan di tengah-tengah proses pencabutan dokter berkata "kok kamu jadi pucat", iya memang karena saya memang sangat ketakutan saat itu karena trauma saya belum juga hilang. Bahkan saat selesai dicabut, saya masih gemetaran sampai pada waktu mau ambil obat di apotik, saya masih kelihatan pucat. Hal lainnya adalah biaya dokter dan obat yang tidak terlalu mahal sebenarnya, tapi untuk kondisi keuangan saya saat ini, maka jumlah demikian sangatlah berpengaruh. Masih shock dengan rasa sakit di gigi karena pengaruh biusnya sudah mulai hilang ditambah lagi dengan biaya dokter dan obatnya. Maka tiba-tiba saya jadi kere untuk sejenak :) Tapi despite all that, saya percaya akan apa yang Juruslamat saya katakan "Ada sesudah yang indah yang Aku siapkan setelah ini" dan Dia tidak pernah bohong, dan semuanya untuk sesuatu yang perfectly planned. Saya tidak tahu apa, tapi saya hanya percaya saja.

Komentar