An Expected Lost

01.29.2017

Hari ini seharusnya janjian dengan Soon Oppa ke NSeoul Tower tapi gak ketemu. Janjiannya di City Hall tempat kemarin, tapi saya salah keluar pintu, jadi hari ini judulnya keliling Seoul sendiri, wkwkw.

Here we go...

Seperti biasanya musim dingin, pagi itu posisi suhu masih minus, tidak mungkin keluar rumah, nekat aja, apalagi jalan sendiri , hehehe, lumayan jauh sih jarak dari rumah dan stasiun subway, dan harus jalan kaki.
Sebelum keluar, makan dulu donk. Dan hal yang paling indah hari ini adalah di traktir Unnie Christie, the best food se Korea.



JAJANGMEUN

Saya harus menceritakan makanan yang satu ini. Ternyata bener juga yang di drakor - drakor (a.k.a Drama Korea), kalau Jajangmeun memang lezzaatt. Apakah memang lezat beneran, atau pengaruh musim dingin, gak ngerti juga, tapi sampai saat ini tidak ada yang bisa ngalahin Mie yang satu ini, since I'm a Noodle Lover.

Jam 12.30 nyabut dari rumah Christie, dengan perlengkapan senjata perang lengkap, termasuk segala jenis kamera. 
Tujuan pertamanya mau ke Yeoido, disana ada KBS/MBS. Jadi rute subwaynya, SeonHak - Bupyong - Yeoido. Keluar Yeoido langsung buka Map, dengan pertanyaan seperti biasanya, "dimana ini?" Tanya ke beberapa orang Ajushi yang kelihatannya tahu bahasa Inggris, gak berhasil, entah mereka enggak tahu tempatnya (logikanya gak mungkin yaa,,,) atau gak tahu bahasa Inggris, atau memang malas ladenin saya aja, wkwkwk. Ahh sudahlah mending foto - foto.



Betul - betul jalan gak ada tujuan, sudah dingin, liatin pohon - pohon gak punya daun sama sekali, yang kalau di Indonesia tandanya kemarau hebat, hahaha. Kalau di Korea mungkin ini musim yang paling mereka gak suka kali ya, penginnya mager di rumah. Kelihatan biasa - biasa gak ada salju, tapi suhu disiang hari bolong kayak gini bisa sampai -8 derajat celsius, yang pastinya harus pakai pakaian barlapis - lapis.  Jalan - jalan cukup jauh akhirnya lapar, nah biasanya di pinggir - pinggir jalan ada jajanan yang kerap muncul di drama - drama (maaf bagi yang bukan pencinta drama, hehehe). Mungkin karena Yeoido adalah pusat perkantoran, maka jajanannya gak terlalu bervariasi dan hanya satu dua. 


Lupa nama makanan ini, keliatan kayak usus gitu kan? hehe padahal hanya terbuat dari telur, tepung, biasanya disajikan dengan kuahnya yang di minum di gelas. Harganya W600 atau sekitar Rp. 6.600an, setelah keliling, ternyata harga disini mahal dibanding tempat lain yang bisa W400 - W500 per tusuk. Terjadi percakapan singkat ala - ala tarzan antara saya dengan penjualnya, since saya hanya orang Korea wannabe, hihihihi. Padahal sudah latihan sebelum ke sini, tapi pas berhadapan langsung, yang keluar hanya bahasa isyarat saja, wkwkwkwk. Tapi penjualnya sangat ramah, sayang Halmoninya gak mau di foto.


Ini penampakan warung kecil itu.

Setelah puas makan beberapa tusuk, lanjut lagi donk. Kali ini ke Enwha University sesuai rekomendasi dari teman saya yang sudah pernah ke sini sebelumnya. (Thank you Ce Litha) 

Dari Stasion Yeoido - Enwha University. Setelah mengikuti petunjuk, yang ternyata gak sulit, jadi gak pake nanya - nanya (cieeee...), tibalah saya di Universitas Wanita, Enwha yang penampakannya amazing. I love this Campus. I wish I can study here one day.







Dan seperti layaknya daerah mahasiswa, menjadikan segala jenis jajanan berserakan dimana-mana, sedikit mirip sama daerah kuliahan di Manado sih kalau saya bilang 😏😁 (miripp jika di lihat dari Hongkong, hahahaha)




Gak sempat nyoba - nyoba jajanan disini karena keburu janjian ketemu Soon Oppa, yang later on akhirnya gak ketemu 😓😰.  Memang saya harus jalan - jalan sendiri sepanjang hari ini, Horeeee!!! 

17.10 Dari Stasiun Enwha Univ - City Hall (Line 1), setelah jalan tak tentu arah (kayak lirik lagu aja), ketemulah saya dengan Deoksugung Palace. Sebuah palace yang gak terlalu terkenal yang berada di jantung kota Seoul. Masuk ke sini ada entrance feenya W1000 atau senilai Rp. 11.000 (murah kan??)


Menurut buku petunjuk, palace ini adalah perpaduan antara budaya Korea dan Barat yang sudah mulai masuk di masa itu. Jadi jangan heran kalau sudah ada gedung bergaya barat yang menjadi bagian dalam palace ini.



Foto ini diambil sama petugas pake baju hitam - hitam, yang kelihatannya sangar, tapi ketika di mintai tolong dengan bahasa Inggris, ternyata dia ngerti dan ramah banget. Dia mungkin sudah banyak kali dimintai tolong kayak gini makanya  kalimat sejenis "Can you take a picture of me?" dia masih ngertilah (saya sedikit pesimis dengan Ajushi - ajushi Korea yang kelihatan tahu Inggris, tapi gak ngerti ternyata, hihiii). 


Trus saya ketemu sepasang suami istri Korea, yang dengan ramahnya mengambil foto ini untuk saya, si Istri awalnya bertanya "Are you from China??" dan saya langsung dengan tegas menjawab "No, I'm from Indonesia" dan senang banget ternyata dia ngerti Indonesia, gak sama seperti yang di video - video Youtube, kebanyakan orang Korea ditanya, pada gak ngerti Indonesia, hikss "Ooh, we've been to Bali, it's an awesome place" Wahhh senangnya Indonesia dapat special attention dari mereka, walaupun hanya Bali aja yang di sebut, bukan Manado 😅😂 #ngareptingkattinggi.

Perjalanan jalan - jalan semau gue ini belum berakhir. Waktu keluar palace sudah agak gelap, dan pengin lihat Insadong yang katanya tempat kebanyak turis pergi. Nah dijalan ketemu jajanan yang sama kayak tadi siang di Yeoido, tapi disini harganya W500 per tusuk, hehe, lebih murah (makan lagiii...). 




Daerahnya lorong - lorong gitu, banyak tempat makan, toko dan cafe kecil, kalo di Manado sejenis warung kopi gitu, dengan style elegan. Fyi, ada banyak banget Coffee Shop disini, dimana - mana ada, dan yang paling ngehits bagi anak muda disana, yang kalau ke situ kayak jadi gaul banget gitu, gak lain dan gak bukan, Starbuck (maaf saya menyebut merek disini, wkwkwk), itu menurut penuturan teman Korea saya sih. Sama aja kan kayak di Manado, hahaha, orang - orang pada doyan minum merek. 

Kecapean muterin Insadong dan sekitarnya, akhirnya sedikit meregangkan kaki di taman kecil di tengah - tengah Seoul. Dan what surprised me, ternyata disana kotor juga ya, walaupun jenis sampah disini gak se sangar di Manado. Kotor dengan puntung rokok. Dan banyak orang yang keluar merokok di taman ini. Since saya paling gak suka dengan bau asap rokok, jadi sedih 😥.




Malam sudah cukup larut, dan kaki saya semakin pegal, karena pake sepatu boot berheels. Padahal kemarin sudah di nasehatin sama Soon untuk ganti sepatu, tapi pas kemaren belum berasa soalnya ckckck. Kalo mau nyari subway mudah aja karena sign nya ada di mana - mana, apalagi di tengah Seoul.

Saya masuk dari station Jeonggak, dan plannya mau mengarah ke Bupyong, tapi nyasar di  Gasan Digital Complex, gubrakkss, ternyata saya salah ngambil line. Warna Line nya sama, tapi seharusnya kalau mau ke SeonHak tidak lewat GDC, saya harus keluar distasiun sebelumnya dan ngambil jalur sebelah dengan warna line tetap sama. Huaah sudahlah, tetap tenang, gak bakalan ilang kok, paling hanya nyasar di depan pintu rumah Lee Min Hoo wkwkwk (anyway bagi yang gak kenal Lee Min Hoo, atau sebel karna dia tetap aja keren dan memukau, just ignore it)

Akhirnya keluar dari MRT, daripada kebingungan, sementara kaki makin sakit lagi, mending duduk sebentar. Dan ehh, ada mesin kopi 😋 , iseng - iseng beli, dan ternyata harga 1 gelas Coffee Latte W300 saja, wow amazing. Harga kopi yang paling murah yang pernah saya temui di sini. Mayan menghangatkan, dari harga dan rasanya. 
GDC, saya pindah line 7 ke Onsu, trus dari sana pindah line 1 ke Buyong. (GDC - Onsu - Bupyong), gimana? pusing kan?? wkwkwk, gak juga sih. 
Sebenarnya naik MRT di Seoul sendirian, gak menakutkan dan cukup simple kayak MRT dimana-mana, kuncinya selain pengendalian diri, hehe, jangan panik dan tetap tenang. As long as you have God and the Map, everything will just fine 😅.
  
Waktu di Onsu, sekalian cuci mata, dan pas iseng liat - liat di toko - toko di area subway, dan pas kaki sudah sakitt banget, "terpaksa" beli sepatu baru 😁. Harganya W15.000 atau sekitar Rp.160.000, jenis sepatu boot tanpa heel, mayan kan harganya?? penampakannya juga oke. Sepatu langsung saya ganti on the spot

Ini sepatunya

dari Bupyong - SeonHak.

sebelum tiba dirumah, saya sempatin mampir 7Eleven, beli Ramyun Boki, 2 pcs W1.000 dan beli Air Mineral Galon, isi 6 bj seharga W2.700. Murah sih, tapi berattt nya, saya harus bawa dari 7Eleven ke rumah yang berjarak sekitar 300 meter.
Tapi akhirnya tiba dengan selamat, wuihhh senangnnyaa. 

Sejauh apapun perjalanan, saya selalu percaya bahwa in the end of the day I will always landed on a warm bed and a sweet home. 

















  

Komentar