Relationship from a Journey

30 Jan 2016

Saya terbangun pagi itu dengan kondisi kaki pegal luar biasa akibat kemarin sok pake boot yang ada heelsnya. Untunglah sudah beli sepatu baru, cieee.
Karena ini di Korsel, gak afdol donk kalau gak nonton Drakor atau reality show right from the oven, hehe. Jadi lah pagi itu setelah bangun jam 9 pagi, nonton 4 jam straight, Running Man. Kalau nontonnya reality show sih lumayan, karna walau gak ngerti bahasa bisa ngakak sendiri lihat tingkah mereka, yang susahnya kalau nonton Drama, dari awal akhir bicara melulu.
Dan akhirnya  Christie pulang bawa Kimbab, katanya makanan anak perantauan. Lumayan mengenyangkan. Kimbab di temani sama Kopi, wahhh maknyusss -- tiba - tiba jadi lappar --  



Oya selama di rumah Christie, saya tidur di kasur ini, di lantai. Christie menawarkan untuk tidur di tempat tidur aja, tapi dia hanya notice, bahwa cukup dingin kalau tidur di tempat tidur, really?? dan bener banget. So you guys know, setiap rumah di Korea di didesain untuk punya sistim Ondol, istilah untuk Sistem Pemanas Rumah, yang sudah ada semenjak zaman penjajahan Majapahitnya Korea. Dulu mereka pakai tungku apinya di belakang , dan panas dialirkan melalui semacam celah kecil dibawah bangunan, yang sudah di rancang sedemikian rupa sehingga bisa menghangatkan seluruh rumah. Di zaman itu, sistem seperti ini hanya ada di rumah keluarga kaya saja, obiously. Cuman sekarang sudah di modernisasikan, dan merata sudah ada di setiap rumah (maaf bahasa saya belepotan). Lantainya hangat, bahkan cenderung panas kalau kita duduk terlalu lama. Jadi, dijamin gak masuk angin kok kalau tidur di lantai, wkwkwkw.


Dan demi merasakan perasaan hidup di Korea (kayak di filem filem) saya selama 3 malam, tidur di kasur ini, nyaman bangett kok, dijamin. 

Agenda hari ini, ngikut Christie. Kemana aja terserah, no schedule for today. Actually hanya pengin merasakan original hidup di Korea itu gimana sih.
Dan kami pun ke Ansan, ke Gerejanya Christie di Ansan. Sebelum itu ke pasar dulu, beli - beli bahan makanan untuk acara abis Gereja besok. Biasanya setelah Gereja mereka ada acara ngumpul - ngumpul sambil makan bersama, makanan yang dimasak barengan. Wahhh, kerenn yaa. Bener - benar hari yang di nanti-nantikan, khususnya buat perantau - perantau yang jauh di negeri orang.
Mereka juga punya kayak Komsel, tempat sharing - sharing pekerjaan, pelayanan atau problema hidup yg dihadapi sepanjang minggu berjalan. Kalau di tempat saya namanya, Connect Group #CG heheheheee. 

Naik Subway sekitar 30 menit ke Ansan, dan turun di pasar. Ada banyak hal - hal yang amazed me in a certain point, such as, harga Pepaya kecil bisa sampai W5000 atau sktr Rp. 55K, bahan - bahan masakan lain yang harganya selangit, juga ternyata di Ansan ada toko produk - produk Indonesia, dan pemilik toko yang lancaarrr banget berbahasa Indonesia. Dan diantara semua hal yang "menakjubkan" di Pasar Ansan, yang really impressed me a lot, adalah waktu jalan di sepanjang jalan di area pasar saya bisa mendengar lagunya Raisa "Could it be love", di putar keras - keras, wkwkwk. Walaupun Ansan adalah tempat para Imigran, tapi bukan hanya Imigran Indonesia yang hidup disini, ada banyak juga dari negara - negara lain, I felt proud somehow, hihihi.

Dari pasar heading ke Gereja. Dan ketemu dan kenalan sama orang - orang Gereja di sana. Wahh senangnya. Dan finally kita diajak jalan sama salah satu teman Gerejanya Christiee, horeee


Kesini dehh kita, Ansan Sihwaho Tidal Power Plant, yang tarletak sekitar 45 menit dengan Mobil dari dalam kota Ansan. Kita ke Tamannya, disitu ada kayak menara yang bisa dinaiki, saya lupa tanya tingginya, yang pasti tinggi banget. Diatas ada semacam cafe and resto, dan bisa foto - foto dari atas. 
Sebenarnya pengin banyak foto - foto disini, cuma anginnya kencangg banget, sudah duiinginn, ditambah angin (dan bukan karena dekat laut aja, tempat itu litteraly di tengah laut), sempurnalah musim dingin ini, ckckck. Lepas sarung tangan aja satu menit, sudah beku, kayak naruh tangan di freezer, nahh lebih dingin dari itu, mau coba?? 




Malamnya, saya dan kawan - kawan di traktir cowok Korea asal Tomohon, Merriel Oppa, wkwkwkkw. Setelah menjemput dia di tempat kerjanya kami langsung barbeque an. Wowww, I's really blessed by them.


Makanannya, ada Topoki sampai minuman Beras, berbagai jenis daging untuk Barbeque, dan disini sistemnya All You Can Eat, 😁
Sayang perut saya kecil, hehehe.




Today was really fun, bukan hanya di ajak jalan - jalan, di traktir makan, tapi juga ke pasar, belajar kebiasaan dan budaya yang berbeda, dan yang paling penting adalah mengenal orang baru dan menjalin hubungan dengan meraka. It's the amazing part I think.

I surely, have to write this, so that it will last for many years to come.




Komentar

SPM mengatakan…
temanya gak diganti mnbak?
konten keren loh.. update terus
Journey from the East mengatakan…
makasii, akan terus di update,
masih belajarr :)